Sabtu, Januari 26, 2008

LAMPUNG DAN TEMPE...

DARI KRISIS TAHU TEMPE SAMPAI KRISIS PERCAYA DIRI

Genap sudah derita rakyat lampung. karena tempe adalah makanan yang terjangkau oleh semua lapisan ekonomi masyarakat kini menjadi barang yang mahal. lalu kemana lagi kaum kecil mencari alternatif untuk makan yang bergizi namun murah harganya...?

belum lagi tuntas persoalan gizi, (gimana mau tuntas, wong gak pernah dicarikan solusinya oleh penguasa kita). kini para pejabat (ya bupatinya, ya walikotanya, ya gubernurnya sendiri) berebut cari simpati untuk untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur . Partai apa saja yang buka pendaftaran calon, langsung berbondong-bondong para pejabat melamar pada partai itu, berapa saja biayanya pasti dibayar. Duh gusti...., kapan Lampung bisa lepas dari setatus daerah yang miskin..? kalo pejabatnya habiskan anggaran hanya untuk urusan politik.

Uniknya lagi, ada salah satu bakal calon Gubernur yang notabene memiliki Partai yang cukup untuk mengusungnya menjadi Calon Gubernur tanpa harus koalisi tapi seperti blingsatan mendaftar disetiap partai yang melakukan penjaringan. Sepertinya partainya tidak berkenan mencalonkan dia menjadi Gubernur... ini pemandangan yang lebih membingungkan lagi... gimana tidak, pemimpin/pejabat daerah kadang kala terlalu narsis tapi kadang-kadang krisis percaya diri.

Rumah-rumah penduduk dan balai kampung tidak pernah sepi. selalu meriah dengan kegiatan penggalangan massa untuk meraih simpati dan memohon untuk dipilih. dari kawan yang akrab hingga yang baru kenal bertandang kerumah untuk mengajak menjadi Tim Sukses (TS) sampai dengan ajakan untuk menjadi penggembira, dengan janji imbalan yang... wah bisa bikin kita terbang kelangit. capek dech...

yang musti kita sampaikan ke telinga para pejabat, bahwa mereka bisa menjadi orang pintar, dan menjadi orang besar karena ada salah satu gizi yang terserap oleh tubuh mereka kala mereka masih kanak-kanak. namanya; TEMPE. Jika mereka selalu ribut soal kekuasaan dan jabatan hingga persoalan gizi terabaikan, maka jangan salahkan rakyat yang menjadi bodoh hingga apapun metode kampanye yang mereka (pejabat) gunakan untuk mengambil simpati rakyat malah justru tidak dapat dicerna oleh masyarakat karena kodisi rakyat yang kurang gizi (bodoh). yang sudah pasti, jika ini terjadi maka hasilnya adalah kekalahan akan berada dipihak pejabat/penguasa yang tidak pernah perduli dengan nasib bangsanya.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Kapan ya bisa balik ke lampung lagi? i love lampung deh pokoknya hehehe. Salam pah buat si kecil sasa dan mamanya

Paams mengatakan...

wah postnya udah lama banget, januari?!
sekarang harga tempe kayaknya udah gak diperbincangkan lagi ya?

JoVie mengatakan...

Tempe? jadi kangen Indo....
*komentku gak nyambung yah Om...tapi karena belum tuntas baca sih..:D*