Rabu, Desember 05, 2007

PUISI SAHABAT

MARIO LA PANENGKE
Karya: Kemal Gamma Nuklir Akhmadineejad
Serang, 01 Agustus 2006


Ada Sani ? engkau menatapku saat itu

Saat mengenal wajahku
Dan aku kemudian menghormatimu sebagai aktivis pemikir
_____________Buku
_________________Jeans Bolong

__________________________Sepatu Cats
Kini semua tentangmu tinggal cerita
_____________Pohon rindang
_____________Tanah lempung
_____________Dan batu nisan pusaramu
_____________Juga beberapa puisi terpajang didinding kamarmu
_____________Tentang gadis misterius yang tak kukenal
_____________Padahal seks-mu kutahu tanpa alamat
__________________________Secara biologis
__________________________Secara sosiologis
______Begitu ungkapmu saat kita duduk bersama
______Berlembar-lembar diktat kuliah disiang itu kita lewati dalam canda dan tawa

Dimana sani ? engkau menatapku tajam disaat yang lain
Saat kita kenal, lebih dari sekedar kartu nama, warna baju kesukaan dan kebiasaan
Celoteh umpatan pada seorang dosen

"apa hubungannya sejarah kuliah anda dengan masa depan kuliah saya ?"

Cerita ini lekat kuingat diotakku
Tetapi kini semua tentangmu tinggal cerita
_______________Pohon rindang
_______________Tanah lempung
_______________Dan batu nisan pusaramu
(Oh, Gagak Sastra Kantin FISIP telah memilih tempat peraduannya)
sebuah kota diselatan Banten

_____________Rangkasbitung

Stasiun dan suara derit rel kereta (ada diLatop-mu) dimana hari demi hari, jam,
menit, detik, engkau dengan diam berjuang melawan maut, juga melawan sejarah
yang luka kau bawa-bawa dari sudut kantin itu
Menyeberangi Selat Sunda
Dan pada kereta sore: Merak - Jakarta engkau berdiri dipintu kau kabarkan:
_____________Ini aku, Mario La Panengke
_____________Dijadikan musuh dijadikan kawan dijadikan sejarah
_____________Ini aku, Mario La Panengke
_____________Tanpa buku
_____________Jeans Bolong
_____________Dan Sepatu Cats
_____________Aku, kedinginan disini !

Selasa, November 06, 2007

PELAKSANAAN KATA-KATA

Kesadaran adalah matahari
kesabaran adalah bumi
keberanian menjadi cakrawala
dan perjuangan adalah: Pelaksanaan kata-kata.
(dikutip dari bait puisi WS.Rendra)