Senin, Juni 16, 2008

BUPATI KAMI PALING BERSAHAJA


Pasca mundurnya bupati Lampung Tengah (Hi. Andy Acmad Sampurna Jaya) dalam rangka maju sebagai calon Gubernur Lampung atmosfir politik di kabupaten ini semakin menghangat senada dengan isu "Global warming" tapi sedikit mengarah ke "Gombal Maning" (maning=lagi, bahasa jawa ngapak:red). Pegiat politik semakin gencar melakukan penjajakan-penjajakan untuk mencari pengganti wakil bupati mengingat wakil bupati lampung tengah diangkat sebagai pengganti bupati yang mengundurkan diri untuk maju sebagai calon gubernur. Beragam motivasi yang dibawa. Mulai dari isu pengamanan kebijakan, isu suku, hingga isu kepentingan partai politik jelang pemilu legislatif 2009.

isu pengamanan kebijakan
Isu pengamanan kebijakan sudah tentu menjadi kewajiban dari sang wakil bupati yang hari ini resmi dilantik Plt. gubernur Samsuriya Riyakudu pada sidang paripurna DPRD Kabupaten Lampung tengah menjadi Bupati definitif setelah selama kurang lebih 15 hari menjadi Plt.Bupati. Jika kita buka kembali rencana pembangunan tentunya musti membuka Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah. hal inilah yang menjadi kewajiban sang bupati pengganti untuk melanjutkan program tersebut sehingga dapat dikategorikan pengamanan arah kebijakan pembangunan.

isu suku
sementara pada tataran isu suku. Ada kesepakatan yang tidak tertulis diantara para pegiat politik dikabupaten ini yakni bentuk keterwakilan suku pada kedua pejabat politik (bupati dan wakil bupati:red) yang salah satu contohnya: jika bupatinya adalah tokoh dengan suku asli lampung maka wakil bupatinya adalah mewakili suku lain yang bermukim didaerah ini, suku jawa misalnya. pun demikian juga sebaliknya. fakta yang terjadi, pada periode 2005-2010 bupati lampung tengah Hi. Andy Acmad Sampurna Jaya bersuku asli lampung dan wakilnya Hi. Mudiyanto Thoyib,BA berasal dari suku jawa. Dan Hi. Andy Acmad Sampurna Jaya mudur pada setengah periode untuk mencalonkan diri sebagai cagub lampung. Tentu hal ini secara otomatis membuat Hi. Mudiyanto Thoyib,BA naik menjadi bupatinya. Lalu muncul pertanyaan, apakah kesepakatan tidak tertulis tersebut layak dipertahankan? tentunya hal ini akan mengakibatkan tarik-menarik kepentingan. Karena ada beberapa calon yang bukan berasal dari suku lampung. Kesemuanya kembali kepada kesadaran pelaku politik sendiri. jika ditelaah dari sudut pandang keterwakilan tentunya hal tersebut layak dipertahankan karena meskipun tinggal tersisa kurang_lebih 20% penduduk lampung tengah yang bersuku asli lampung akan tetapi perlu dipertimbangkan agar jumlah yang tinggal 20% tersebut punya rasa memiliki terhadap pemimpinannya yang memiliki kesamaan sukunya. tetapi sekali lagi, hal ini masih layak untuk diperdebatkan.

isu kepentingan Parpol jelang pemilu legislatif 2009
Menjadi satu hal yang yang tidak dapat dipungkiri adalah isu ini yang paling mengalir deras pada jeram jelang pemilihan wakil bupati lampung tengah. mengapa demikian? telah mejadi rahasia umu bahwa jabatan eksekutif (wabub) adalah jabatan yang juga setrategis untuk menjadi pundi amal dalam jelang pemilu legislatif. Dengan dana taktis yang dimiliki dan post bantuan yang tersedia, hal ini akan dapat menjadi "darah segar" bagi kelanjutan kehidupan partai kedepan. belum lagi peluang yang mungkin saja dapat dilakukan, yakni intervensi pejabat tersebut dalam pengambilan keputusan lembaga penyelenggara pemilu (KPU) karena celah itu nyata terlihat.

Fakta yang lebih menarik
tetapi ada fenomena yang lebih menarik dengan bupati kami yang baru ini. Kebersahajaannya yang luarbiasa. Hal ini bukan dibuat-buat, atau pinjam prilaku seolah-olah bersahaja. Mulai dari titian karirnya pertama pasca lulus dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) beliau telah dihadapkan pada situasi yang serba pas-pasan. Jumlah anak yang tidak sebanding dengan penghasilan, hingga daerah tempat bekerja yang harus berhadapan dengan masyarakat suku asli yang ortodok dan sulit untuk diarahkan. sebagai mantri pagarpraja (Pol PP sekarang) Mudiyanto harus menempuh jarak kurang-lebih 45 kilometer dari rumahnya menuju tempat bertugas diwilayah Kabupaten Lampung Utara. acapkali mudiyanto harus menumpang truk angkutan barang untuk mencapai tempatnya bekerja agar dapat menekan biaya hidup yang melulu bersandar pada gaji semata. Tapi hal ini tidak mengubah seorang mudiyanto menjadi PNS yang siap menyandang gelar oknum dengan melakukan tindakan korupsi, pungli dan sebutan lainnya yang ekstrim. ia tetap sabar sembari menanti Kasih Allah SWT pada aktifitas profesi PNSnya yang diniatkan sebagai ibadah.

Anginpun mampu bertindak bijak, perlahan dihimpunnya awan hingga menjadi rintik hujan yang menjadi berkah bagi mahluk Tuhan dibumi. selang waktu berjalan, meskipun terkesan lambat seorang mudiyanto diamanahkan menjadi camat. Setelah ia hijrah ke Kabupaten Lampung Tengah. Yang semampu penulis ingat, ia pernah menjadi camat diberapa kecamatan diantaranya: Kecamatan Rumbia, Porbolinggo( yang kini menjadi wilayah Kab. Lampung Timur), Kecamatan Padang Ratu, dan terakhir menjelang pensiun beliau dihadiahi oleh Bupati Herman Sanusi menjadi camat Terbanggi besar yang juga kecamatan dimana ia berasal. Mengapa penulis sebut dihadiahi oleh bupati jabatan tersebut, karena Kec. Terbanggi Besar adalah Kecamatan yang paling "basah" diantara semua kecamatan yang ada dilampung tengah. ada banyak perusahan besar yang berdiri diwilayah kecamatan ini. Pabrik gula terbesar PT.Gunung Madu Plantations (GMP), Pabrik Nanas terbesar diasia tenggara, PT.Great Giant Peaneple Company (GGPC) dan banyak lagi pabrik Tapioka yang menjadi eksportir utama tapiokan untuk wilayah asia.

Tapi apa yang diharapkan oleh para atasannya dengan mudiyanto duduk sebagai camat tersebut jauh dari dugaan yang tertanam dibenak mereka, ia tetap bersahaja padahal ia hampir memasuki masa pensiun dari PNSnya. dengan rumah pribadi yang kecil dan tidak berpelapon dan satu unit kendaraan roda empat milik pemerintah untuknya menjalankan amanah sebagai camat, ia tetap sederhana. Padahal peluang untuk memperkaya diri itu setiap waktu selalu hadir.

Sempat penulis berhadapan dengan situasi yang mengharuskan penulis meminta tandatangan beliau. Jaman Orba jika kita mencari kerja maka harus membuat Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB). rentetan pejabat yang harus menandatangani Surat tersebut sangat banyak. mulai dari Kapolsek, Danramil hingga Camat. siang itu penulis menyambangi beliau dirumah dinasnya untuk meminta tanda tangan. "untuk apa dik kamu buat SKKB? ia bertanya pada penulis. saya katakan saya akan mencari pekerjaan. Tanpa menunda waktu ia tandatangani dokumen tersebut. Setelah selesai, penulis meletakkan amplop sebagai ucapan terimakasih. Ia tahan amplop tersebut sebagai reaksi penolakkan atas pemberian itu. Dan perdebatanpun terjadi:

Mudiyanto: Ini Amplop untuk apa dik?
Penulis : Untuk bapak, sebagai ucapan terimakasih saya pada bapak
Mudiyanto: Kamu masih mau cari kerja, otomatis kamu belum punya penghasilan, ini pasti uang dari orang tua adik. bawa pulang karena saya tidak berhak atas pemberian itu.
Penulis : saya iklas untuk berikan uang ini.
Mudiyanto: Tidak, dan silahkan kamu pulang semoga adik diterima bekerja. (sayapun berlalu, dan mudiyanto bergegas menutup pintu rumah dinasnya).

Tak ayal, tiba saatnya masa pensiun itu datang. Mudiyanto masih tetap dengan pendiriannya untuk hidup bersahaja. bahkan jauh dari kesan mampu. mengapa penulis katakan demikian. Surat Keputusan (SK) pengangkatannya menjadi PNS hingga ia pensiun masih tetap tergadai pada bank daerah guna mencukupi kebutuhan keluarganya.

Menjelang pemilu tahun 2004 KPU melakukan rekrutmen. mudiyanto mencoba melamar, yang bertujuan membaktikan sisa umurnya dan jika boleh mencari tambahan penghasilan yang halal. Ia terpilih menjadi anggota KPUD Lampung Tengah periode 2003-2008. seperti biasa ia jalani profesi tersebut dengan iklas. Pemilu Legislatif, DPD dan pilpres 2004 mampu ia selesaikan dengan baik. Dan masa jabatan bupati hampir berahir, yakni tahun 2005. Mudiyanto masih asik berkutat dengan pekerjaannya sebagai anggota KPU. Tapi siapa yang dapat menolak kehendak Allah SWT, janji suratan tanganpun akhirnya dipenuhi Allah, ia dilamar Hi. Andy Achmad SJ untuk menjadi wakil bupati untuk cabub dan cawabub periode 2005-2010.

Mudiyanto nervous. ia sadar tentang apa yang ia miliki untuk menjadi calon wakil bupati. "saya gak punya apa-apa dik? apa yang bisa saya perbuat?" ucap mudiyanto setengah berseloroh. Tetapi suport moril dari rekan sejawat keluarga besar, jiran tetangga, masyarakat yang pernah dipimpinnya dibeberapa kecamatan dan yang tak kalah penting pandainya Andy Achmad meyakinkan mudiyanto untuk bersama-sama maju dalam pilkada 2005.

september 2005 pilakada itu dilaksanakan, Pasangan itupun menang dengan meraih 57,9% dari jumlah total matapilih. dan November 2005 mereka resmi dilantik sebagai bupati dan wakil bupati 2005-2010. Orang banyak menduga mudiyanto akan berubah perilaku. Tatapi sekali lagi, semua itu tidak terjadi. Tak satupun Katebelece mudiyanto yang keluar untuk sasuatu yang salah. "saya sudah tua dik.. saya tidak mau menjadi penolong kaum durhaka, karena banyak kaum du'afa yang menanti pertolongan kita". Ucap mudiyanto pada penulis.

Menjadi sesuatu yang pasti jika banyak pula orang-orang yang kecewa pada beliau karena tidak mau diajak berkongsi untuk sesuatu yang salah. sekali lagi ia tetap konsisten dengan prinsip hidupnya, mengabdi dan mengabdi pada masyarakat. Jabatan bupati dan wakil bupati adalah amanah, bukan kekuasaan. Kalimat itu yang selalu terngiang-ngiang pada telinga penulis yang lahir dari ucapan bapak bangsa lampung tengah, mudiyanto thoyib,BA.

Mungkin pembaca tidak akan percaya jika anak beliau yang bernama rahmat amin, yang menjadi pegawai honor pemda (Pol PP) jauh hari sebelum bapaknya menjadi wakil bupati. bertugas di posko I rumah jabatan bupati. pada hari giliran piketnya dengan setia rahmat amin membuka dan mentutup pintu gerbang rumah dinas bupati, siapa saja tamu yang bertandang kerumah itu, sekalipun tamu itu bapaknya sendiri yang memiliki jabatan wakil bupati. penulis yakin sulit kita bertemu dengan situasi ini. jika ini terjadi pada kita, tentu sebagai anak wabub kita akan perotes pada orang tua kita kalau ternyata gaya hidup tidak diperkenankan berubah. karena kemewahan itu telah menanti, dengan segala macam fasilitas. tapi tidak pada keluarga mudiyanto. mereka tetap sederhana, bersahaja, dan tanpa ada yang melakukan pemberontakan. Tuhan sungguh zuhud pemimpin kami ini.

Dan hari ini, tepatnya hari Senin tanggal, 16 Juni 2008 Mudiyanto resmi menjadi bupati Lampung Tengah untuk kurun waktu 2 tahun setengah melanjutkan tongkat kepemimpinan Hi.Andy Achmad Sampuna Jaya hingga November 2010.

"SELAMAT JALAN KANJENG Hi.ANDY ACHMAD, SEMOGA CITA-CITA LUHUR ITU MAMPU KANJENG RAIH" dan "SELAMAT BERTUGAS KEPADA MAS Hi.MUDIYANTO THOYIB,BA, SEMOGA DENGAN AMANAH INI, MASYARAKAT LAMPUNG TENGAH MAMPU MENGGAPAI KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK LAGI"